Sayap-Sayap Sakinah, Paket Lengkap Nikah

Oleh Atria Dewi Sartika*)
@atriasartika

Salah satu misteri terbesar dalam kehidupan ini adalah jodoh dan perjodohan. Nikah dan pernikahan. Kisah-kisah sejati yang menakjubkan seputar perjodohan, tergores begitu giras, tercetak begitu rancak, terlukis begitu manis. Masing-masing Bani Adam memiliki cerita sendiri. Dan biasanya, cerita-cerita itu terbingkai dalam sebuah keistimewaan yang mengesankan. Bagaimana dengan Anda? Pasti Anda memiliki kisah sendiri.

Dan, ibarat sebuah rajutan, jodoh dan nikah tentunya membutuhkan seperangkat peralatan dan bahan. Ilmu, pengalaman, berbagai persiapan, perlu digali sedalam-dalamnya. Terlebih, rajutan kehidupan pra dan pascapernikahan, tak selalu berupa sulaman indah. Ada kalanya membutuhkan perjuangan yang luar biasa.

Pernikahan bukan sekadar episode penyambung prosesi walimah, melainkan sebuah ibadah, yang mampu menggenapkan separuh dien sepasang muslim dan muslimah. Dan, inilah buku yang akan menuturkan proses menggapai sakinah, mawaddah dan rahmah.
Buku ini terbagi atas dua fase: pra – pernikahan dan setelah menjalani pernikahan.

Pada bagian pra-pernikahan, pembaca akan diajak menelusuri persiapan sebelum memasuki gerbang pernikahan, mulai dari pencarian jodoh, pertimbangan penting sebelum menikah, hingga merencanakan walimah.

Pada bagian menjalani pernikahan pula, buku ini akan mengupas pernak-pernik berumah tangga dan solusinya, diantaranya tentang menghadapi tahun-tahun awal pernikahan, penyesuaian dengan pasangan, cinta dalam pernikahan, juga beberapa topik sensitif, seperti poligami dan tak kunjung berjodoh.

Dituturkan dalam bahasa yang ringan mengalir, buku ini akan menjadi sahabat anda yang hendak dan telah menikah. Bersama meraih hikmah, untuk menggapai pernikahan yang sakinah dan barokah. Sangat cocok untuk Anda yang hendak, sedang, atau telah menikah. Ditulis dengan gaya bercerita yang khas, membuat Anda tak harus mengerutkan jidat saat mencoba memahami manik-manik hikmahnya. Selamat membaca!
***

    “Pernikahan bukan hanya sekedar penyatuan dua jiwa. Tapi juga penyatuan dua keluarga, dua tradisi, dua dunia.” (hal. 217)


Saat menyadari bahwa buku ini bukanlah novel saya sempat berfikir, “Apakah saya bisa menikmatinya?” Apalagi sejujurnya saya kadang merasa digurui oleh buku-buku Islami populer. Bahasan tentang pernikahan pun jarang menjadi pilihan saya. Mungkin karena saya menolak untuk galau. Baca buku tentang pernikahan terkadang  membuat harapan untuk segera menikah jadi membuncah. Padahal kenyataannya, calon pun masih rahasia ilahi.

Ternyata dugaan saya meleset. Buku ini bahasanya mengalir bahkan terasa indah. Ada sisi humor yang diselipkan. Ada juga penjelasan logis untuk berbagai argumen. Realistis.

Buku Sayap-Sayap Sakinah membahas pernikahan dengan sasaran pembaca yang cukup luas. Mulai dari mereka yang masih lajang dan belum punya calon, mereka yang sedang mempersiapkan hari besarnya, hingga mereka yang sudah menikah.

Buku ini menjabarkan pandangan kedua penulis, Mbak Afifah Afra dan Riawani Elyta, tentang pernikahan. Mereka mengetengahkan berbagai contoh tentang kehidupan pernikahan. Baik yang mereka alami sendiri maupun yang dialami oleh orang-orang di sekitar mereka. Secara khusus, mereka mengetengahkan tentang bagaimana Islam mengatur tentang pernikahan ini.

Saya jatuh cinta sejak pertama kali membaca prolognya. Sajak pembukanya saja sudah mempesona. Afifah Afra menulis:

    Suamiku,
    Aku mengizinkanmu untuk menikah
    Hingga empat kali
    Pertama menikahiku
    Lalu menikahiku
    Menikahiku
    Dan terakhir, menikahiku


Pembuka yang manis. Namun juga jelas mewakili perasaan banyak perempuan. Namun di saat yang sama menyiratkan tentang kesadaran bahwa memang Islam menghalalkan seorang laki-laki menikahi 4 perempuan.

Salah satu bahasan yang paling membuat saya terkesan adalah chapter Oh, Mitsaaqon Gholiidzo. Di bagian ini, Afifah Afra menjabarkan tentang betapa hebatnya “akad nikah”. Bahwa frase Mitsaaqon Gholiidzo ini maknanya sangat besar dan sakral. Sebab frase tersebut di dalam Al-Quran juga dipakai saat menyebutkan tentang sumpah setia dari Bani Israil yang saat janji mereka diambil, telah siap dihukum oleh Allah dengan ditimpakan sebuah gunung di atas kepala mereka. Hal ini seperti yang disebutkan dalam surat An-Nisa ayat 154. Selain itu istilah Mitsaaqon Gholiidzo juga digunakan saat membahas tentang perjanjian yang diambil dari 5 Rasul. Hal ini tercantum di surat al-Ahzab ayat 7. Ini membuat saya semakin menyadari tentang besarnya pernikahan di sisi-Nya.

Ada pula chapter Sepasang Sendal Menuju Surga. Saya suka bagian ini karena dengan jelas menyampaikan bahwa pasangan suami-istri itu seharusnya setara. Sama-sama meng-upgrade diri. Sama-sama terus belajar. Sama-sama punya tanggung jawab dalam membesarkan anak dan mengurus rumah. Bahasa yang dipakai dalam bagian ini seperti sebuah catatan personal. Sehingga rasanya saya membaca isi hati yang coba disampaikan penulis kepada pasangannya.

Bahasan-bahasan lain dalam buku ini juga menarik diikuti. Kedua penulis menceritakan tentang betapa indahnya malam pertama dan masa bergelimang madu (honey moon) dengan gaya bahasa yang indah, sopan, dan juga logis.

Di sisi lain, penulis juga mencoba berbagi pendapat mereka tentang “pacaran”, tentang keyakinan bahwa calon suami sudah pasti akan menjadi suami. Mereka mengingatkan pembaca untuk tidak membiarkan keyakinan semacam itu membesar menjadi kesombongan. Tetap menyerahkan segala hal pada ketentuan-Nya. Sebab ada kasus nyata dimana undangan sudah disebar, gedung dan catering sudah dipesan, namun karena kehendak-Nya pernikahan tidak bisa dilangsungkan.

Penulis juga mengingatkan kepada pembaca yang sudah melangsungkan pernikahan dan tengah mengarungi bahtera rumah tangga agar tetap memperhatikan arah bahteranya. Mengingatkan agar mereka menjaga pergaulan agal tidak jatuh dalam kondisi yang bisa mengarah perselingkuhan. Mereka juga memberi tips agar pernikahan tidak mengalami empty love, serta memberi saran bagaimana sebaiknya kondisi empty love ini dihadapi jika sudah terlanjur terjadi.

Buku ini sungguh paket lengkap. Bisa menjadi bacaan yang mempersiapkan para lajang untuk memilh pendamping hidup dan juga mempersiapkan diri hingga pernikahan dilangsungkan. Buku ini juga menjadi pengingat bagi mereka yang sedang mempersiapkan pernikahan. Mengingatkan bahwa walimah itu hanyalah cover dari buku tebal pernikahan. Tak perlu megah, seharusnya esensi pernikahannyalah yang di”megah”kan. Buku ini juga menjadi pegangan yang enak dibaca bagi pasangan suami-istri agar bisa terus menjaga kelangsungan pernikahan mereka. Agar sakinah mawaddah warahmah benar-benar melingkupi pernikahan mereka.

Buku ini bisa jadi bekal bagi pembaca khususnya diri saya pribadi dalam mempersiapkan diri menjalani kehidupan pernikahan. Baca buku ini tidak bikin galau. Tapi sajak-sajak Mbak Afifah Afra yang bikin saya melting (>_<)

DATA BUKU
Penulis: Afifah Afrah & Riawani Elyta
Penyunting Bahasa: Mastris Radyamas
Penata Letak: Puji Lestari
Desain Sampul: Andhi Rasydan
Penerbit: Indiva Press
Cetakan: Pertama, Ramadhan 1435 H./ Juli 2014
Jumlah hal.: 248 halaman
ISBN: 978-602-1614-22-8

*) Posting ini juga bisa dibaca di http://atriadanbuku.blogspot.com/2014/08/sayap-sayap-sakinah.html#more

0 komentar:

Post a Comment