Bayangkan
kejadian ini: “Suatu sore sang Kakak yang baru duduk di kelas satu SD
menyiapkan air panas untuk mandi
adiknya, yang baru berumur empat tahun. Air panasnya ia simpan dalam ember lalu
disiapkan mainan bebek plastik, Sang adikpun gembira dan bersiap-siap untuk
segera terjun dalam ember. Setelah itu
sang kakak juga menyiapkan baju untuk dipakai adiknya
setelah mandi.”
Apa
yang dilakukan sang kakak buat kita orang dewasa adalah pekerjaan yang mudah
dan tak istimewa. Namun bagi anak yang masih berumur tujuh tahun, hal itu
sangat menantang dan penuh perjuangan.Dari sini kita tahu bahwa sang kakak sudah belajar bagaimana
peduli, bersimpati dan empati kepada adiknya dan orang-orang di sekitarnya.
Lebih jauh dari itu, sang kakak
sudah belajar mandiri tidak
bergantung pada orang tua atau sama si bibi
tetapi sang kakak lebih hebat lagi karena ia bisa melakukannya untuk diri
sendiri juga orang lain.
Kemandirian pada anak
umumnya dikaitkan dengan kemampuan anak untuk melakukan segala sesuatunya
sendiri. Apakah itu makan sendiri, memakai baju sendiri, dan menalikan
sepatunya sendiri tanpa harus tergantung pada bantuan orang lain. Anak yang
mempunyai rasa mandiri akan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan
dan dapat mengatasi kesulitan yang terjadi. Disamping itu anak yang mempunyai
kemandirian akan memiliki stabilitas emosional dan ketahanan yang mantap dalam
menghadapi tantangan dan tekanan didalam kehidupannya (Hogg & Blau, 2004).
Kemandirian
pada anak berawal dari keluarga serta dipengaruhi oleh pola asuh orang tua. Di
dalam keluarga, orang tualah yang berperan dalam mengasuh, membimbing dan
membantu mengarahkan anak untuk menjadi mandiri.
Terkait
dengan pola asuh dan kemandirian anak, sebuah penelitian tentang hubungan
antara pola asuh orang tua dengan kemandirian anak usia prasekolah, didapatkan
hasil bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pola asuh dan
kemandirian dengan kemampuan menyelesaikan masalah. Anak yang lebih mandiri
mengatakan bahwa dirumah mereka sering dibiasakan untuk melakukan atau memilih
sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan. Seperti, berpakaian sendiri, memakai
sepatu sendiri, belajar makan sendiri dan kadang-kadang orang tua mengajak anak
untuk melakukan hal-hal kecil dalam membantu pekerjaan rumah. Sementara anak
yang tampak kurang mandiri, mereka mengatakan bahwa mereka jarang dilibatkan
dalam memilih atau melakukan sesuatu hal, dansegalanya lebih banyak ditentukan
oleh orang tua. Seperti, pada saat makan di rumah orang tua selalu menyuapinya,
atau ketika anak meminta sesuatu, orang tua otomatis selalu menurutinya
Sebenarnya, tidak hanya
pada anak-anak, tetapipada orang-orang dewasa juga, terutama suami istri.
Misalnya dalam hal pekerjaan rumahistri tentunya mampu untuk memyelesaikan
pekerjaan rumah sendiri, tetapi akan berbeda ketika suami sengaja menyempatkan
diri membantu dan membersihkan rumah sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang
kepada istrinya, dan sebaliknya, sang istri pun membantu suami, menyiapakan
segala keperluan kantor. Keduanya saling berterima kasih, saling membantu dan
saling meringankan beban masing-masing. Ikatan cinta dan kasih sayang akan semakin
erat.[fm]
0 komentar:
Post a Comment