gambar dari www.islampos.com |
“Enggak bun”
“Terus kenapa?”
“Sama Bu Guru”
“Di marahin Bu
Guru ya, kamu nakal ya di sekolah”
“Enggak, sama Bu
Guru tadi di suruh menjamkan mata terus bayangin Ayah Bunda meninggal, terus di
kubur, terus nanti aku gimana…..Bun maafin Nisa ya, suka nyusahin Bunda ama
Ayah, Nisa sayang Bunda sama Ayah” melanjutkan nangis.
Pelukannya
sangat erat seolah tak ingin terlepas tangisannya kembali pecah, sang bunda
berusaha menenangkannya dengan berkata “Bunda sayang juga sama Nisa, ya Ayah Bunda maafin. Yuk udah nangisnya
lihat tuh seragamnya jadi basah.
Keesokan harinya
sang ibu mengkonfiramsi kebenarannya pada bu guru, ternyata benar sang guru
kemarin mengajak anak-anak termasuk nisa untuk berdoa bersama. Mereka disuruh
pejamkan mata, dan membayangkan jika Ayah Bunda tiada, hanya doa-doa anak
solehlah yang akan menolong Ayah Bunda di
alam kuburnya, saat itu satu kelas semuabnya menangis. Sang guru mengajak
mereka untuk menjadi anak yang baik, menjadi anak yang selalu patuh pada
orangtua dan sayang pada mereka.Hati sang Bunda semakin terenyuh betapa hati anak-anak itu sangat peka terhadap doa
dan kematian, hati anak-anak masih
sangat bening dan suci karena mereka belum banyak berbuat dosa.
Meskipun masih
anak-anak ternyata mereka cukup mengerti dan bisa menghayati sebuah doa, hati
anak-anak memang masih terpaut langsung dengan Sang Maha Pencipta dan hati
mereka masih bersih dan suci sehingga bisa dengan mudah menghayati hingga
berlinang air mata saat melantunkan
sebuah doa.
Menurut Ust. Abu
Sauqi, pendiri LAZNAS RZI (Rumah Zakat Indonesia) anak-anak secara fitrah
terhubung langsung dengan Allah, penjaga mereka adalah malaikat. Bila terbiasa
berdoa, maka fitrah Robbaniahnya, fitrah untuk dekat dengan Penciptanya akan
tumbuh dengan baik. Selain itu dengan
membiasakan anak-anak berdoa ada faedahnya anak jadi terbiasa berdoa dan
faedahnya yang lebih besar adalah doa-doa anak sering didengar Allah karena
kesucian dan kebersihan hati mereka, besar harapannya untuk dikabulkan segala
doa-doanya.
Ketika anak-anak menjadikan Allah sebagai sumber cinta dan kedamaian hidup maka kelak hidup mereka akan dikaruniai kejernihan hati dan pikiran serta memperoleh berkahnya Allah. Selebihnya contoh dan pendidikan para orangtua akankah terus memupuk kencintaan mereka pada Allah lewat doa-doa atau melewatkan dan mengabaikan karunia yang luarbiasa ini begitu saja.
0 komentar:
Post a Comment